Pada tahun 2022, tercatat sekitar 56.000 pekerja migran yang meninggalkan Taiwan. Dalam 20 tahun terakhir, setidaknya ada 941 anak yang kebanyakan dilahirkan dari pasangan yang belum menikah. Sehingga dengan begitu, ibu kandungnya memilih untuk meninggalkan sang anak sedangkan ayah mereka tidak diketahui.
Namun di samping itu, ada juga kisah pasangan suami istri yang memilih untuk bertahan dan bekerja sebagai pekerja migran hanya demi menafkahi keluarganya. Pasangan suami istri ini pun terpaksa menitipkan anaknya ke LSM “Rumah Peduli” dan berkumpul dengan anak-anak lainnya.
Pendiri dari LSM “Rumah Peduli” bernama Yang Jieyu mengaku bahwa pekerjaannya menampung anak-anak ini termasuk legal dan ilegal, pasalnya dirinya sering dilaporkan oleh orang-orang sehingga harus berpindah-pindah tempat. Bahkan dia telah pindah lebih dari 100 kali namun dia juga berkata bahwa dirinya tidak kuasa menolak jika ada yang minta tolong mengingat mereka juga tidak memiliki tempat tinggal.
Selama 13 tahun, dia telah merawat lebih dari 700 anak pekerja migran dan menjadi ibu bagi anak-anak tersebut. Menurut Yang Jieyu, para pekerja migran yang datang ke Taiwan bekerja hingga puluhan tahun tidak memiliki kesempatan untuk kembali apalagi memiliki anak. Maka di Taiwan, tak jarang mereka menemukan pujaan hati dan hidup bersama namun jika sampai hamil maka mereka terancam dideportasi jadi tidak heran jika banyak pekerja migran yang memilih kabur saat hamil. Pekerja migran kaburan pun memilih menjadi pekerja migran ilegal dikarenakan ketakutan akan dideportasi.
isi : 60 pcs
ket : vitamin / suplemen untuk penumbuh kuku & rambut ( menutrisikan juga)
Khusus Taiwan & Gratis Ongkir