Majikan di Taiwan Mengeluh: Rekrut PMA Keluar Biaya 70.000 NT, Kerja Sebulan Geret Koper dan Kabur

Seorang majikan sekaligus pasien, Kao Shu-chuan, mengeluh, dia menghabiskan biaya 70.000 NT lebih untuk merekrut pekerja migran dan baru bekerja sebulan melarikan diri alias kabur.

Kao Shu-chuan yang merupakan seorang pelukis terkenal yang menggunakan mulut untuk melukis. Perempuan berumur 62 tahun itu awalnya mengalami kecelakaan, sehingga dia membutuhkan seseorang untuk merawat dan menemaninya.

Dia mengatakan bahwa telah mengeluarkan uang sebesar 71.050 NT untuk merekrut seorang pekerja migran (PMA) asal Filipina.

Akhir bulan April lalu PMA tersebut masuk Taiwan kemudian menjalani karantina selama dua minggu. Dan pertengahan Mei memasuki rumah Kao Shu-chuan untuk bekerja.

Namun, pada 16 Juni PMA tersebut tiba-tiba keluar dengan membawa kopernya dan tidak lagi kembali ke rumah majikannya.

Sebelum kabur, PMA itu pernah mengatakan kalau dia minta pindah majikan dan pernah juga menelpon 1955 untuk melapor. Karena hal tersebut, PMA itu dinyatakan tidak termasuk kaburan.

Kao Shu-chuan merasa kalau dirinya hanya dimanfaatkan sebagai batu loncatan PMA nya untuk rencana melarikan diri, mengingat selama dia bekerja di sana kopernya belum pernah dibuka sama sekali.

Biro Tenaga Kerja Kota Taichung, Zhang Jia-Pei mengatakan, dalam kasus ini majikan berharap agar PMA dikembalikan ke negara asalnya. Adapun mengenai PMA sendiri, ia berharap dapat mempertahankan haknya untuk tetap bisa bekerja di Taiwan.

Kao Shu-zhuan merasa kecewa dan mengkritik bahwa sistem seperti itu benar-benar membunuh orang (majikan). Sekarang dia tidak ada lagi yang merawatnya, dan ia juga telah merepotkan keluarganya, membuatnya lelah secara fisik dan menderita tekanan mental.

Dia hanya berharap pemerintah memperhatikan peningkatan kualitas para PMA, dan undang-undang tentang kebijakan terkait pekerjaan, jangan sampai orang lain (majikan) mengalami hal serupa seperti yang dia alami.