Dijanjikan Berangkat ke Jepang, Lima CPMI Malah di-PHP Pihak Perusahaan

Ada sebanyak lima orang Calon Pekerja Migran Indonesia (CPMI) yang diduga menjadi korban penipuan. Atas dugaan penipuan tersebut, mereka pun akhirnya melaporkan PT.Mutiara Abadi Gusmawan dengan tuduhan penggelapan dan penipuan ke Polda Bali. Kelima korban penipuan lalu meminta pendampingan hukum ke LBH Bali.

Michael Angelo selaku salah satu kuasa hukum dari LBH Bali menjelaskan bahwa para kliennya itu melaporkan ke Polda Bali sesuai dengan pasal 81 UU 18 tahun 2017 tentang perlindungan pekerja migran. DIketahui bahwa sebelumnya, para korban telah menyetor sejumlah uang setelah dijanjikan akan berangkat ke Jepang untuk bekerja namun mereka tak kunjung diberangkatkan.

“Sampai sekarang tidak ada kepastian bekerja ke Jepang bahkan klien kami sudah menyetor uang sebesar Rp 25 juta di awal perekrutan,” kata Michael. Menurut salah satu korban bernama Dina Ayu Fitriani, di tahun 2020 pihaknya mendapat kabar adanya perekrutan pekerja di bidang perhotelan dan pertanian ke Jepang.

Kemudian dia beserta rekan-rekannya pun tertarik untuk berangkat dan melakukan registrasi di akhir tahun 2020. “Kami dijanjikan gaji cukup besar,” katanya. Mereka makin tertarik saat pihak perusahaan berjanji memberikan full akomodasi tanpa adanya pemotongan pajak.

“Awalnya kami merasa tidak ada permasalahan karena memang untuk berangkat ke Jepang melalui beberapa pelatihan seperti les bahasa Jepang atau pelatihan-pelatihan skill lainnya. Jadi itu memakan waktu yang cukup lama sehingga membuat kami menunggu beberapa bulan itu dan tidak masalah,” tambah Dina.

Namun ketika setahun berlalu, Dina dan rekan-rekannya mulai merasa resah karena tak juga kunjung diberangkatkan. Perusahaan sempat beralasan karena pandemi dan berjanji akan memberangkatkan di bulan yang disepakati. Namun tiba di bulan yang sudah disepakati, mereka belum juga diberangkatkan. Merasa telah tertipu, para CPMI ini pun melapor ke Polda Bali demi menuntut hak mereka dikembalikan.