Kasihan, PMI Asal Trenggalek Terjatuh di Kamar Mandi dan Alami Pendarahan Otak, Seminggu Lebih Masih Belum Sadar

Seorang PMI asal Trenggalek berinisial Y mengalami pendarahan otak setelah terjatuh dari kamar mandi, dan hingga saat ini masih dalam keadaan koma.

Menurut keterangan suaminya, pada malam Kamis (2/6/2022) ia menerima telpon dari majikan istrinya yang mengatakan kalau Y (37th) terjatuh di kamar mandi dan tidak sadarkan diri. Majikan pun segera melarikannya ke RS.

Hasil dari pemeriksaan dokter, Y dinyatakan mengalami pendarahan otak sehingga ia koma. Dokter mengatakan, apabila tidak segera dilakukan operasi kemungkinan Y akan meninggal secara normal, namun apabila dilakukan operasi kemungkinan sembuhnya juga kecil.

Sementara itu, kepada Faisal Soh majikan Y mengatakan, melihat kondisi Y yang dalam keadaan koma seperti itu dokter menyarankan untuk tidak dilakukan operasi, karena beresiko membahayakan nyawanya.

Adapun keluarga Y terutama adik laki-lakinya berharap supaya Y bisa dipulangkan. Adik Y sangat ingin melihat kondisi kakaknya, apalagi ibunya saat ini sedang sakit darah tinggi.

Terkait hal tersebut, majikan Y juga membantu menanyakannya ke dokter. Dokter mengatakan, Y bisa saja dipulangkan dalam kondisi seperti itu dengan syarat ada Surat rekomendasi dari pihak RS. Selain itu, harus ada persetujuan juga dari maskapai penerbangan.

Sedangkan untuk biayanya, membutuhkan sekitar NTD 400-500.000. Biaya yang dikeluarkan hampir sama dengan biaya untuk operasi, namun untuk saat ini karena kondisinya kritis dokter tidak berani melakukannya.

Majikan juga mengatakan kalau mereka bersedia membantu untuk pembiayaannya, namun hanya sebagian saja. Majikan juga mengakui kalau ia yang statusnya sebagai majikan ilegal harus membayar denda ke Depnaker.

Sebagaimana diketahui, Y masuk Taiwan pada tahun 2015 lalu, namun karena majikannya tidak memberikannya cuti libur menemui suaminya, Y memutuskan untuk menjadi PMI ilegal.

Selama menjadi ilegal, Y bekerja keras untuk membantu orang tuanya membiayai sekolah adik satu-satunya di sekolah Tentara. Dan saat ini adiknya telah lulus dan sudah bertugas.

Belum sempat merasakan kumpul dengan keluarganya, ayahnya belum genap satu tahun meninggal dunia. Tidak berapa lama kemudian ibunya menderita sakit darah tinggi, dan sekarang Y sendiri yang menderita sakit.

Di akhir siaran langsungnya, Faisal mengharapkan dukungan dan doa dari teman-teman. Jika ingin menyisihkan sebagian rezekinya untuk meringankan beban keluarga Y bisa menghubungi suaminya.