Dalam waktu satu malam sebanyak 40 orang pekerja migran (ABK) dikabarkan melarikan diri meninggalkan kapal dan majikannya secara bersamaan.
Kejadian ini merupakan kasus pelarian kolektif pekerja migran terbesar dalam sejarah yang terjadi di kepulauan Penghu, Taiwan. Sebagaimana diliput oleh media lokal dalam beberapa hari ini.
Warga Penghu mengatakan, hari ini (2/11) karena cuaca sangat baik, dan berencana berlayar. Akan tetapi, setelah mencari ke sana kemari mereka tidak menemukan para ABK.
Pekerja Migran senior mengatakan bahwa tadi malam dalam waktu yang sama, para ABK sepertinya dijemput oleh taxi.
“Sepertinya mereka sudah merencanakan sebelumnya, kalau tidak mana mungkin sekligus 40 orang sekali kabur, “kata senior ABK.
Dari 40 ABK yang melarikan diri, satu orang diantaranya ABK yang baru satu bulan masuk Taiwan. Namun, setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata yang 33 pekerja migran tidak melarikan diri melainkan masih berada di wilayah Penghu dan sudah kembali bekerja. Sementara sisanya, 7 pekerja migran masih dalam pencarian.
Adapun ke 7 pekerja migran yang semuanya ABK asal Indonesia antara lain David A.(Tegal), Viky F. (Tegal), Maimun M.(Brebes), Muh. A. Setiawan (Tegal), Sandra (Cirebon), Joko S. (Jakarta) dan satu lagi masih dicari datanya.
Sebagaimana diketahui, setelah adanya pandemi covid pengiriman pekerja migran dihentikan. Dan dalam setahun ini pengirimannya baru dibuka kembali.
Namun, baru-baru ini, ada desas desus adanya sebuah komplotan yang mencari sasaran pekerja migran resmi, mereka disuruh kabur dengan diiming-imingi pekerjaan dengan gaji tinggi.
Komplotan tersebut sudah berkomunikasi dengan calon pekerja migran sebelum mereka masuk Taiwan. Dan setelah pekerja migran masuk Taiwan mereka ada yang langsung kabur, ada yang bekerja beberapa bulan kemudian kabur. Bahkan ada yang kabur setelah meminjam uang teman senegaranya.
isi : 60 pcs
ket : vitamin / suplemen untuk penumbuh kuku & rambut ( menutrisikan juga)
Khusus Taiwan & Gratis Ongkir